Tumbuhan Pecut Kuda atau Jarong dikenal sebagai salah satu tumbuhan obat
yang digunakan oleh sebagian masyarakat Asia dan Amerika sebagai obat
hepatitis, haid tidak teratur, maupun sakit tenggorokan. Daun pecut kuda
mengandung senyawa metabolit sekunder yang berpotensi sebagai
antioksidan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan
waktu ekstraksi Microwave Assisted Extraction (MAE) terhadap aktivitas
antioksidan daun pecut kuda (Stachytarpheta jannaicensis (L.) Vahl).
Metode penelitian ini merupakan metode penelitian eksperimental. Ekstraksi
daun pecut kuda dilakukan dengan metode MAE menggunakan pelarut etanol
96% dengan variasi waktu 0, 2, 6, 12 menit. Skrining fitokimia pada ekstrak daun
pecut kuda meliputi uji alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin. Uji KLT pada ekstrak
daun pecut kuda meliputi flavonoid, saponin, alkaloid dan tannin. Analisis data
dilakukan menggunakan SPSS untuk mengetahui pengaruh perbedaan waktu
ekstraksi simplisia daun pecut kuda terhadap aktivitas antioksidan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pecut kuda mengandung
metabolit sekunder berupa alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin dimana sudah
diujikan menggunakan pereaksi warna dan KLT. Pengujian antioksidan dengan
DPPH bahwa ekstrak daun pecut kuda yang diperoleh dengan MAE selama 0, 2,
6 dan 12 menit memiliki IC50 berturut-turut sebesar 12,1±0,121, 11,0±0,078,
17,8±0,129 dan 8,9±0,099 ppm. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak
daun pecut kuda dengan waktu ekstraksi selama 12 menit memiliki aktivitas
antioksidan terbaik karena memiliki nilai IC50 terendah. Analisis statistik dengan
One Way Anova menunjukkan bahwa hubungan lamanya waktu MAE terhadap
IC50 menghasilkan nilai p (0,01) < 0,05 pada taraf kepercayaan 95%. Penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa lamanya waktu MAE memiliki pengaruh signifikan
terhadap nilai IC50 ekstrak daun pecut kuda.
Kata Kunci: antioksidan, daun pecut kuda, MAE, perbedaan waktu