Indonesia adalah negara dengan sumber daya alam yang kaya dan
beragam. Tanaman tersebut memiliki potensi besar untuk digunakan sebagai obat
tradisional. Salah satunya adalah daun melinjo yang dimanfaatkan sebagai bahan
baku dalam pembuatan obat tradisional. Daun melinjo (Gnetum gnemon L.)
mengandung senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, dan saponin.
Flavonoid merupakan senyawa polifenol yang tersusun dari C6-C3-C6 yang
memiliki arti dua gugus C6 yang disambungkan oleh alifatik tiga karbon. Penelitian
ini bertujuan untuk membandingkan kadar flavonoid total ekstrak daun melinjo
dengan menggunakan metode sokletasi dan remaserasi.
Metode ekstraksi yang digunakan adalah sokletasi dan remaserasi dengan
pelarut etanol 96%. Identifikasi senyawa metabolit sekunder yang ada dalam
ekstrak etanol daun melinjo menggunakan uji reaksi warna dan KLT. Pengujian
kadar total flavonoid dilakukan dengan metode kolorimetri menggunakan reagen
AlCl3 secara spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 430 nm, Baku
standar yang digunakan adalah kuersetin dan analisis data kuantitatif
menggunakan perangkat lunak spss.
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa rendemen daun melinjo metode
ekstraksi sokletasi dan remaserasi sebesar 3,322 %b/b dan remaserasi sebesar
7,749 %b/b. Pada uji KLT ekstrak daun melinjo metode sokletasi dan remaserasi
didapatkan nilai Rf 0,94 dan 0,95. Hasil kadar flavonoid total pada metode ekstraksi
sokletasi dan remaserasi sebesar 21,4 mgQE/g dan 17,6 mgQE/g. Hasil Uji Mann
Whitney < 0,05 dan hasil Asymp.Sig.(2-tailed) mendapatkan hasil 0,050 maka
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan ekstrak daun melinjo metode
sokletasi lebih besar daripada metode remaserasi.
Kata kunci : Daun melinjo (Gnetum gnemon L.), Flavonoid, Sokletasi
Remaserasi, Spektrofotometri UV-Vis