Ketombe adalah infeksi yang muncul akibat kulit kepala terlalu banyak
memproduksi minyak dan menyebabkan gangguan kulit kepala ini akibat
Pityrosporum ovale dapat diatasi dengan bahan alami seperti daun sirih hijau
(Piper betle L), yang kaya akan fenol, alkaloid, flavonoid, dan tanin, sehingga
memiliki efek antijamur. Penelitian ini bertujuan untuk menilai perbandingan
aktivitas antijamur antara ekstrak daun sirih dan sampo berbasis ekstrak daun
sirih, sekaligus mengetahui sifat fisik sampo antiketombe tersebut.
Penelitian ini dilakukan secara eksperimental. Ekstraksi daun sirih hijau
diperoleh melalui maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Dilakukan kontrol
kualitas ekstrak dan uji aktivitas antijamur menggunakan dengan kontrol positif
ketokonazole 20%, dan kontrol negatif DMSO 10%. kemudian dibuat formulasi
sampo antiketombe, selanjutnya diuji karakteristik fisik organoleptis, homogenitas,
pH, uji tinggi busa, daya sebar dan daya lekat. Analis data menggunakan SPSS
Two-Way Anova terhadap zona hambat ekstrak dan sampo.
Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun sirih dapat diformulasikan ke
dalam sampo antiketombe. Hasil uji Two way anova menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan signifikan aktivitas antijamur ekstrak dengan sampo. Sediaan
sampo antiketombe ekstrak etanolik daun sirih hijau mempunyai aktivitas antijamur
terhadap P. ovale pada konsentrasi ekstrak (10%) 18,50 mm, (15%) 19,0 mm,
(20%) 19,5 mm dan (25%) 19,0 mm. Karakteristik sampo antiketombe ekstrak
daun sirih hijau konsentrasi 10, 15, 20 dan 25% berbentuk kental, berwarna coklat
sampai hitam seiring peningkatan konsentrasi ekstrak dan berbau daun sirih serta
memenuhi syarat fisik meliputi pH 5 – 9, homogen, tinggi busa antara 1,3 -22 cm,
daya sebar sebesar 3-5 cm dan daya lekat > 1 detik.
Kata kunci: Antijamur, Daun Sirih Hijau, Ketombe, sampo